BISNIS YANG BIASA TETAPI MEMILIKI POTENSI PENGHASILAN YANG LUAR BIASA

Jika Anda Bisa Mengetik dan Akses Internet, Anda Sudah Memiliki Syarat yang Cukup Untuk Menghasilkan Uang dari Bisnis Tiket Pesawat Online

Rekan Netter ...

Prospek Bisnis online di bidang penjualan tiket pesawat masih sangat besar peluangnya, selama perusahaan penerbangan masih ada dan dunia pariwisata terus berkembang, bisnis tiket tiket pesawat masih layak untuk dipertimbangkan, hal yang perlu diperhatikan adalah menjamurnya pusat penjualan tiket dimana – mana, sehingga daya saing semakin tinggi, perlu suatu terobosan yang inovatif agar tetap bersaing sehat. Ini lah yang menjadi pertimbangan birotiket.com sehingga membuka peluang bisnis online menjadi biro tiket pesawat secara online dengan modal sedikit tetapi hasil yang sangat luar biasa..

KEUNTUNGAN APA SAJA YANG AKAN ANDA DAPATKAN ?

1. Proses reservasi / booking bisa dilakukan darimana saja dan kapan saja di seluruh wilayah Indonesia.

2. Data yang transparan langsung dari airline.

3. Proses reservasi langsung dilakukan dari sistem airline.

4. Anda bisa mencetak sendiri tiket anda dan penumpang anda bisa langsung terbang.

5. Pembayaran melalui transfer bank sehingga bisa lebih cepat dan akurat.

6. Anda bisa menjual kembali tiket tersebut kepada orang lain dengan harga pasar.

Selain beberapa keuntungan di atas, masih banyak lagi keuntungan yang akan anda dapatkan jika bergabung bersama kami, selengkapnya silahkan klik disini

Tampilkan postingan dengan label juanda. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label juanda. Tampilkan semua postingan

Selasa, 13 Desember 2011

‘Bom Waktu’ Itu Bernama Juanda

Kegembiraan sedang direguk Bandara Internasional Juanda Surabaya karena meraih penghargaan Bandara Terbaik se-Indonesia versi Majalah Bandara dan Penghargaan Menteri Negara BUMN sebagai `Best Airport`. Meski demikian, pengelola Juanda diingatkan untuk tidak 'mabuk' gelar karena kenyataannya ada 'bom waktu' yang terus berdetak dan siap meledak.

Overload terminal penumpang dan landasan pacu membuat wajah Juanda bak 'Joyoboyo' (terminal lyn/angkot Surabaya yang semrawut,Red). Penumpang klesetan di lantai, antrean di ruang tunggu VIP hingga delay menjadi pemadangan tiap hari.

Bahkan, jangan kaget bila suatu saat penerbangan distop total. Sebab di dalam setahun ini sudah empat kali terjadi pengelupasan landasan. Langkah perbaikan pun dilakukan dengan melebarkan bandara ke Bandara Juanda lama di sisi Selatan. Sayangnya menurut kalangan pengamat itu bakal sia-sia karena hanya akan bertahan maksimal 5 tahun.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 6,5%  lebih cepat seperti tren pertumbuhan di Asia. Selama infrastruktur jalan darat belum memadai, saya khawatir setelah pembangunan terminal 2 Juanda  tidak akan membantu banyak dalam menyelesaikan kepadatan Juanda yang ada saat ini sudah dalam fase kritis," ujar Pengamat Dirgantara, Dudi Sudibyo ketika dihubungi, Jumat (9/12). Sekadar diketahui Bandara Awrad berlangsung di Jakarta, Rabu (7/12) malam.

Pembangunan terminal 2 bandara lama Juanda yang diresmikan dengan pemancangan tiang pertama Kamis (01/12) lalu bukan solusi yang tepat untuk mengatasi over capacity. Jumlah pengguna moda transportasi udara dari tahun ke tahun meningkat hingga menyebabkan penumpang maskapai membludak.

Apalagi, maskapai penerbangan berbiaya murah atau low cost carrier (LCC) terus bertambah. Dalam beberapa tahun ke depan, lalu lintas makin sesak karena maskapai penerbangan Lion Air membeli 230 pesawat Boeing senilai 21,7 miliar dollar atau sekitar Rp 195 triliun dan diap terbang ke semua titik, tentunya JUanda menjadi salah satu tujuan 'favoritnya'.

Dudi pun meramalkan, selama kurun waktu kurang dari lima tahun, pembangunan terminal 2 bandara Juanda akan overload juga. Apalagi, Surabaya sebagai kota kedua setelah Jakarta pertumbuhan perekonomiannya bergerak dengan pesat.

Sejak diresmikan pada tahun 2007 lalu, bandara Juanda baru di sisi Utara yang dibuat dengan kapasitas 6,5 juta penumpang per tahun sudah melebihi kapasitas. Data PT Angkasapura (AP) I menyebutkan rata-rata pertumbuhan arus penumpang di Bandara Juanda mencapai 7%-10% per tahunnya. Pada tahun 2009, volume penumpang di bandara Juanda mencapai 10,63 juta orang. Adapun traffic pesawat pada 2009 mencapai 94.066 unit.

Sedangkan pada tahun 2010 volume penumpang di bandara juanda mencapai sekitar 11,5 juta orang, padahal kapasitas ruang tunggu penumpang bandara Juanda baru hanya 6,5 juta orang pertahun. Rata-rata lalu lintas pesawat di bandara Juanda tiap harinya sebanyak 250 unit.

Dudi menambahkan, pemerintah harus mencari tempat alternatif baru agar lack of capacity atau kekurangan daya tampung penumpang bandara segera teratasi selama 20 tahun ke depan. Dia menyebutkan, salah satu langkah yang terbukti berhasil di negara lain adalah pembangunan bandara baru sebagai pendamping bandara Juanda. Di Jawa Timur Madura menjadi wilayah yang tepat.

Menurut dia, Madura adalah wilayah yang berdekatan dengan Surabaya dan mempunyai kemudahan transportasi karena ditunjang oleh Jembatan Suramadu yang menghubungkan antara 2 wilayah, yakni pulau garam dengan Kota Surabaya. "Selain itu, secara geografis Madura mempunyai kondisi tanah yang landai serta tidak berbukit sehingga sangat cocok untuk dibangun bandara,"sambungnya.

Di kota-kota besar di Asia, kata Dudi, terdapat lebih dari satu bandara untuk melayani penumpang. Dia mencontohkan di kota Bangkok, Thailand terdapat 2 bandara yaitu Don Mueang Airport yang khusus melayani penumpang domestik dan Suyarnabhumi Airport untuk penumpang internasional.

"Seharusnya pemerintah mencontoh negara-negara besar yang memiliki 2 bandara. Dengan keberadaan 2 bandara, kepadatan penumpang akan terurai. Karena saat ini secara keseluruhan di bandara-bandara kota besar di Indonesia jumlah penumpang pesawat sudah mencapai 160 juta orang per tahun,"ujarnya.

Sekadar menginformasikan, Bandara Juanda memiliki panjang landasan 3.000 meter dengan luas sebesar 51.500 m², atau sekitar dua kali lipat dibanding terminal lama yang hanya 28.088 m². Bandara yang beroperasi saat ini dilengkapi dengan fasilitas lahan parkir seluas 28.900 m² yang mampu menampung lebih dari 3.000 kendaraan. Bandara tersebut mampu menampung 6 juta hingga 8 juta penumpang per tahun dan 120.000 ton kargo/tahun.

Namun, hingga November tahun ini, jumlah penumpang bandara Juanda sudah melebihi kapasitas yang mencapai 12 juta penumpang. Jika bertepatan dengan libur nasional, dipastikan tiap harinya akan terjadi delay karena traffic kedatangan pesawat yang begitu padat. Dalam sehari, jadwal penerbangan di bandara Juanda bila musim libur mencapai 400-450 flight.

Pembangunan terminal 2 bandara juanda lama setelah lama mangkrak diprediksi bisa sedikit membantu mengurai kepadatan yang ada di bandara Juanda saat ini. Pembangunan dengan nilai investasi Rp 380 miliar ini ditargetkan bisa rampung dalam waktu sebelas bulan atau bulan November 2012.

Kapasitas tampung lapangan parkir mobil terminal 2 sebanyak 500 unit untuk mobil dan 300 unit untuk motor. Sedangkan pada terminal 1 mampu menampung 1.333 unit mobil dan 900 unit motor. Selain terminal 2 juanda, pemerintah telah menyiapkan dana sebesar Rp 2,5 triliun untuk pengembangan bandara internasional lainnya. Diantaranya bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta, bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, bandara Sepinggan Balikpapan, bandara Internasional Lombok Nusa Tenggara Barat.dan bandara Kuala Namu Medan.
(Surabaya Post Online)


SUPPORT BY






Sabtu, 03 Desember 2011

Carut Marut Bandara di Tanah Air

Berbagai permasalahan tengah menghinggapi sejumlah bandar udara di Tanah Air, mulai dari overload, kurangnya perawatan, hingga desain yang tak maksimal. Misalnya Bandara Soekarno Hatta di kawasan Cengkareng, Tanggerang, Banten, yang kapasitasnya telah melebihi hingga 200 persen.


Bandara Polonia di Medan, Sumatra Utara, bertahun-tahun dibiarkan berada di tengah kota. "Pemerintah tengah menyiapkan bandara pengganti, yaitu Bandara Kuala Namu, yang dibangun dengan anggaran Rp 5 triliun," jelas Menteri Perhubungan EE Mangindaan.

Situasi berbeda terjadii pada Bandara Suvharnabumi di Bangkok, Thailand, yang dibangun dengan anggaran Rp 55 triliun.

Bandara Hasanuddin Makasar yang dibangun lima tahun silam pun sudah mencapai batas maksimum. Per 1 Desember lalu, Bandara Juanda 2, Surabaya, Jawa Timur, juga mulai dibangun.

"Terbatasnya pembangunan bandara dianggap sebagai dampak dari tersedotnya Anggaran Pendapatan Belanja Negara untuk menyubsidi bahan bakar minyak (BBM)," kata Mulyadi, Wakil Ketua Komisi V DPR RI di Jakarta, Sabtu (3/12).

Di tengah gejolak ekonomi dunia, penerbangan Indonesia justru mengalami kenaikan jumlah penumpang hingga 4 juta per tahun. Potensi besar telah menunggu di tahun depan seiring diberlakukannya pasar bebas ASEAN di bidang jasa penerbangan.

(Liputan6)



SUPPORT BY







Jumat, 02 Desember 2011

Penerbangan di Juanda Terancam Kawanan Burung

Gangguan burung semakin memusingkan pengelola Bandara Internasional Juanda Surabaya. Segala cara telah dicoba untuk mengusir burung-burung di sana. Mulai dari cara menembaki, hingga mengusirnya dengan suara predator buatan. Tetapi burung-burung itu tetap mengusik.

Gangguan burung pada pesawat (bird strike) sudah menjadi keprihatinan bagi banyak bandara di dunia. Serangan burung ini bisa mengakibatkan kerusakan pesawat yang tentunya membahayakan penerbangan itu sendiri. Pendaratan darurat pesawat di Sungai Hudson, New York Januari 2011 yang fenomenal itu juga akibat serangan burung.

Serangan burung ini merupakan satu dari sekian gangguan (hazard) penerbangan di Juanda. Gangguan lain adalah frekuensi radio ilegal, runway incursion (posisi yang tidak tepat di lokasi runway), green laser, dan layang-layang.

Menurut Kepala bagian Manajemen Keselamatan Bandara Internasional Juanda, PT Angkasa Pura (AP) I, Ponco Priyono, sebagian besar gangguan burung baru diketahui ketika pesawat sudah parkir di apron. Demikian pula dengan kapan serangan terjadi, waktu lepas landas atau mendarat.

"Mungkin karena pilot sedang dalam konsentrasi tinggi sehingga kurang memperhatikan hal itu. Tanda-tandanya ada bau seperti benda terbakar atau kalau tidak pilot juga merasakan ada grek grek pada mesin," kata Ponco, Selasa (29/11/2011) kemarin.

Ponco tidak bisa menyebutkan angka pasti bird strike yang dialami pesawat yang lalu lalang di Juanda. Namun ia menegaskan, jumlah burung yang hilir mudik di sekitar bandara itu sudah demikian mengkhawatirkan. "Pagi sekitar pukul 07.00 WIB burung burung itu mulai berangkat dari sisi Selatan menuju Utara, sore sekitar pukul 17.00 WIB baru balik lagi," kata Ponco menjelaskan pola hilir mudik.

Aktivitas burung yang tinggi sangat berkaitan dengan lokasi Bandara Juanda yang berdekatan dengan bentangan pantai timur Surabaya (Pamurbaya) yang memang menjadi rumah atau persinggahan ratusan spesies burung. Termasuk di dalamnya burung migran yang selalu berpindah dalam kurun waktu tertentu.

Ia menjelaskan aktivitas harian burung yang terbang berkelompok di sekitar bandara itu tentu saja merepotkan para pilot yang hendak take off maupun landing. Sehingga, harus ada langkah-langkah yang diambil untuk mengendalikan burung-burung itu.

Ponco mengakui, banyak hewan hewan kecil di sekitar kawasan bandara ini yang memicu kedatangan burung. "Bukan hanya kecebong (anak katak), tapi ulat yang ada di rumput rumput itu juga mengundang burung karena menjadi makanan burung," ujarnya.

Untuk menjaga agar burung burung itu tidak datang mencari makanan di rumput, petugas terus-menerus menjaga ketinggian dari rumput. Misalnya dengan pemangkasan rumput. "Ketinggian rumput ini harus selalu terjaga, antara 20–30 centimeter tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu pendek," imbuhnya.

"Bahkan kami pernah terpikir akan mencoba dengan cara memakai pawang burung untuk mengendalikan keberadaan burung tersebut, tapi apakah bisa," paparnya.

Menurutnya, kalau ada pawang burung pihaknya mau mencoba untuk mengendalikan burung burung yang lalu lalang di bandara. "Kalau ada pawang burung bisa dicoba mungkin lebih efektif untuk mengusir dan mengendalikan pergerakan burung burung itu," lanjutnya.


(Kompas)
SUPPORT BY