Pembicaraan tentang selebritas A atau sosialita B menenteng tas Hermès yang seolah menjadi simbol status tak jarang kita dengar. Salah satu tas Hermès yang paling populer adalah Birkin Bag.
Tas Birkin tercipta dari hasil curhatan aktris Jane Birkin kepada bos Hermès, Jean-Louis Dumas pada tahun 1981. Jane yang satu pesawat dengan Dumas dibuat repot dengan tasnya. Ketika itu Jane berusaha meletakkan tasnya di bagasi atas kursi namun isinya kemudian tumpah dan berantakan.
Kepada Dumas, Jane mengeluhkan sulitnya mencari tas kulit yang berkualitas dan fungsional untuk bepergian. Dumas berusaha membuat tas tersebut dengan inspirasi dari model tas serupa tahun 1892. Pada tahun 1984, terciptalah tas dari Hermès untuk Jane Birkin yang kemudian menjadi salah satu tas ikonik.
Sejak terciptanya, tas Birkin menjadi tas mewah yang langka. Sebagai merek, Hermès memang selalu berusaha mempertahankan citra produknya yang eksklusif dan bergengsi. Perusahaan yang lahir tahun 1837 itu berupaya agar produknya tidak pasaran dan hanya bisa dimiliki oleh orang tertentu. Hasilnya, tas Hermès bukan hanya sekadar produk fashion tapi juga simbol status.
Berbagai selebritas dunia seperti Victoria Beckham, Kim Kardashian, Katie Holmes, sampai Lady Gaga pernah terlihat menenteng tas tersebut. Di Indonesia pun tak sedikit yang terlihat tampil dengan tas Birkin. Dian Sastrowardoyo, Krisdayanti, Diana Pungky, Bunga Citra Lestari, Rossa, Maia, sampai Nunun Daradjatun pernah terlihat membawa tas Birkin andalan sebagai pelengkap penampilan.
Harga tas Birkin bisa berkisar mulai dari $ 8 ribu hingga $ 20 ribu. Harga tas ini tergantung dari bahan yang digunakan, hiasan yang menyertai, dan eksklusifitas tas tersebut.
Jika melihat film dokumenter "Hearts & Crafts (People That Make Hermès)", rumah mode pujaan banyak selebritas dunia itu memang tak mau memproduksi massal barang-barangnya. Semua produknya dikerjakan dengan tangan secara khusus. Mulai dari memotong, menjahit, sampai penyelesaiannya dilakukan oleh orang yang ahli dengan sangat teliti. Jahitan khusus yang merupakan ciri khas Hermès sejak awal menjadi salah satu faktor yang membuat tas Hermès semakin berkualitas.
Satu buah tas Hermès bisa memakan waktu produksi 24-36 jam. Karena dikerjakan dengan tangan satu-persatu, maka tak ada detail tas Hermès yang bisa sangat serupa. Cacat sedikit dalam produksi maka tas tersebut akan masuk ke dalam pembuangan dan dimusnahkan. Tas yang tak sesuai standar tak boleh dijual dan harus dihancurkan demi menjaga kualitas.
Beberapa tahun lalu, untuk memiliki sebuah tas Birkin tak semudah datang ke toko dan membayar. Seorang pembeli bisa masuk daftar tunggu sampai 6 tahun demi mendapatkan tas Birkin idaman.
Namun kini Hermès tak lagi memberlakukan sistem daftar tunggu. Jika stok tersedia, pembeli bisa langsung membawa pulang tas yang diinginkannya. Demi memenuhi permintaan yang tinggi, Hermès telah merekrut seratusan pengrajin baru untuk memperkuat sekitar 2000 pekerja yang sudah ada.
Tas Birkin menggunakan bahan utama kulit. Bermacam-macam kulit digunakan mulai dari sapi, domba, burung unta, ular, reptil dan buaya. Untuk kulit burung unta, Hermès hanya menggunakan bagian bokong yang lebih lembut daripada bagian lainnya.
Untuk mempercantik penampilan, bagian gembok, kunci, dan bagian lain yang terbuat dari logam kemudian dilapisi emas atau palladium. Tak jarang, beberapa butir berlian juga digunakan untuk menambah kesan mewah.
Salah satu tas Hermès termahal berhasil terjual seharga $ 203,150 atau kurang lebih Rp 1,8 miliar dalam sebuah lelang. Tas berwarna merah yang terbuat dari kulit buaya dan dilengkapi berlian tersebut, dibeli oleh seorang kolektor tas yang enggan mengungkapkan identitasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar