Menteri Perhubungan EE Mangindaan mengatakan bandara KualaNamu yang nantinya dapat menampung delapan juta penumpang terus dikebut pembangunannya. Saat ini pembangunan Bandara Kuala Namu diperkirakan telah rampung sekitar 77 persen.
"Secara keseluruhan pembangunannya telah mencapai 77 persen, tinggal pengerjaan runway (landasan pacu) yang belum selesai. Oleh karena itu kita targetkan optimis akhir 2012 sudah selesai," ujarnya baru-baru ini.
Dia menambahkan, dengan luas 1.650 hektare nantinya Kuala Namu akan menjadi bandara internasional terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten. Menurut dia, keberadaan Bandara Kuala Namu tentunya akan mendukung pertumbuhan bisnis di Sumatera Utara karena daya tampung penumpang yang lebih besar dibandingkan Bandara Polonia yang saat ini masih dioperasikan. "Ini tentunya kebanggan bagi orang Sumatera," tukasnya.
Meski begitu, dia mengaku masih ada kendala yang dihadapi untuk pengoperasian bandara tersebut yaitu jalan akses menuju bandara yang belum rampung. Akses jalan dari Pantai Labu menuju bandara sepanjang 15 kilometer juga masih belum memadai.
"Hingga saat ini kendalanya itu jalan akses menuju Bandara yang belum jadi. Itu supaya diperhatikan. Kita harapkan minimal ketika dioperasikan sudah ada jalan akses dari dan ke bandara Kuala Namu," cetusnya.
Mengenai nasib Bandara Polonia saat Kuala Namu beroperasi, Menhub mengungkapkan bahwa bandara Polonia akan ditutup begitu bandara baru itu beroperasi. Namun, kebijakan tersebut tidak akan dilakukan secara otomatis dengan selesainya pembangunan Kuala Namu.
"Penutupan Polonia hanya akan dilakukan jika pembangunan Kuala Namu telah selesai secara keseluruhan dan benar-benar layak diaktifkan," tandasnya.
Pihaknya berharap bandara Kuala Namu nantinya benar-benar sebagai infrastruktur penerbangan yang memadai. Sebab, meskipun nantinya selesai dibangun tetap perlu dilakukan uji coba penerbangan di bandara yang berlokasi di Kabupaten Deli Serdang tersebut.
Prosesnya akan diserahkan kepada pemerintah daerah setempat. "Bila bandara Kuala Namu dibuka maka Polonia akan tutup, untuk prosesnya kita serahkan kepada pemerintah daerah," ungkapnya.
Wacana perelokasian Bandara Polonia ke Kuala Namu telah direncanakan sejak tahun 1991. Bandara Polonia yang sudah berusia lebih dari 70 tahun dianggap tidak representatif lagi untuk menampung pergerakan penumpang dari dan menuju Sumatera Utara. Dengan kapasitas melayani maksimal hingga 900 ribu orang, arus penumpang di Polonia saat ini telah mencapai hingga lima juta orang per tahun.
Pembangunan Kuala Namu dibagi dalam tiga tahap, yang pelaksanaanya dimulai sejak Juni 2006. Penyelesaian Tahap I pembangunan bandara itu mulanya ditargetkan selesai pada tahun 2009 dan dapat dioperasikan pada 2010.
Namun akibat berbagai hal pembangunan bandara terbesar kedua di tanah Air itu molor, target operasinya pun diundur hingga awal 2013. "Kita berharap bandara Kuala Namu dapat berkontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia," jelasnya.
(JPPN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar